Rabu, 13 Januari 2016

Memilih Untuk Tidak Mengungkapkan?

   Seseorang yang kamu cintai tersenyum melihatmu saat ia bersama kekasihnya, dan kamu hanya bisa membalas senyumannya, namun di balik senyumanmu itu hatimu menangis. Tersembunyi rasa kecewa dan hatimu tersakiti, sehingga kamu merasakan kesedihan yang mendalam.

Seberapa dalamkah kesedihanmu saat itu? hanya kamu dan Tuhanlah yang tau.. Ini disebut Kesedihan yang terpendam, yang tak pernah terucap di bibir.


Kesedihan itu bisa saja kamu pendam ketika kamu kecewa karena kehilangan teman, sahabat, sedih karena dikucilkan oleh orang lain, atau sedih karena kehilangan seorang kekasih mungkin? *widih baper dah tuh, haha


Sesuai dengan entri kali ini yang bertema "Perasaan yang mungkin tak mesti diungkapkan". Saya mau tanya nih, 



"Have you ever meet someone who can make you falling in love immediately?"


Saat itu kamu jatuh cinta pada pandangan pertama. Lalu kamu merasa nyaman setelah beberapa lama berada di dekatnya. Kamu ingin sekali mengungkapkan perasaanmu itu kepadanya agar dia tau bahwa kamu menyayanginya. Akantetapi meski ingin sekali, kamu merasa sulit untuk mengungkapkannya. Tapi apa faktor yang menyebabkan kamu sulit untuk mengungkapnya? demam panggungkah? *dikira mau konser demam panggung haha..

Ssshhh..!!! udah mulai serius nih.


Banyak dari kita yang tak pernah jujur pada perkataan dengan perasaan yang ada di hati. Mungkin itu hanya untuk menyembunyikan perasaan sebenarnya. Kadang kita takut menyatakan sesuatu yang bakal menyakiti seseorang. Tapi pernahkah kita berfikir sampai kapankah hal itu akan berlangsung? Tahukah kamu kalo itu malah bisa bikin orang yang ada disekeliling kita merasa tersakiti (perasaannya).


Mengapa kita tidak mengatakan yang sesungguhnya saja? Tentang perasaan juga apapun yang dialami dan tidak disukai. Awalnya menyakitkan? itu pasti..! Tapi menurut saya itu lebih baik dari pada kita harus terus menutupi perasaan yang tidak pernah sejalan dengan perkataan. Segala resiko yang timbul memang harus kita terima setelahnya, karena setiap berhadapan dengan yang namanya ’keputusan’ kita juga berhadapan dengan resiko. Resiko adalah kata yang selalu muncul setelah seseorang mengambil keputusan.


Berusahalah untuk mengatakan yang sebenarnya, walaupun itu pahit. Terlebih lagi menyangkut tentang perasaan. Jangan hanya diam dan menunggu, berharap semua keajaiban akan terjadi dan berharap dia juga akan mengerti. Sama halnya ketika kamu membuat bendungan dan kemudian kamu hancurkan kembali. Rasa sakit yang tak terkira yang akan menyerangmu dan mungkin juga orang yang kamu kasihi. 


Terus? kenapa kita ga jujur aja coba? hah, kita? lu aja kali! 

Malu? pake kantong keresek aja mukanya kalo gitu. hahaha becanda..


Kalo kamu sudah katakan yang sejujurnya, kamu pasti lega deh. Nih saya ingat kata-kata yang diucapkan Dadang waktu dia jatuh cinta dengan Mayang di Film The Tarix Jabrix 3, 



"Cinta itu seperti kentut. Di tahan sakit, di keluarin lega" 


Jorok sih kedengerannya. Tapi jangan dibayangin kata-katanya, tapi dibayangin kentutnya. Ehh, maksud saya maknanya!  hehe
Coba tanya deh sama dokter! Kalo nahan kentut itu bagus ga sih untuk kesehatan? kalo nahan cinta? hihi

Kalo masalah dapet balasan cinta atau enggaknya sih itu nomor sekian. Yang penting jujur dulu aja, dari pada si doi keburu direbut orang lain, nyesek dah tuh! Kalimat yang udah disiapkan selama berminggu-minggu akhirnya hanya bisa dibiarkan menghilang begitu saja.

Tapi kalo ternyata dia cuma anggap kamu sahabat, kakak/adik atau bahkan teman biasa aja sih lain cerita. Apalagi kalo akhirnya kita tau bahwa dia sukanya sama orang lain. huhuhu nangis aja deh lu!

shh..jangan cengeng! Nih ada sedikit kalimat dari tetangga sebelah,



"Jangan dikejar, nanti kamu lelah..

Jika menurut dia kamu adalah prioritasnya,

tanpa kamu harus tanya dia akan mengabarimu.

Jika dia benar mencintaimu,

dia akan menjaga perasaanmu.

Tenang saja,

jika dia memilihmu dia akan sadar dengan apa yang harus dia lakukan."



Nah, gimana kalo seandainya dia tidak melakukan itu semua?

kamu tau dong apa maksudnya?
Yes, right!! kamu pun harus sadar apa yang selanjutnya harus kamu lakukan.. ☺




Cinta boleh, tapi yang realistis.

Selasa, 16 Juni 2015

Hati Yang Membingungkan

  Jatuh cinta memang sulit untuk bisa diprediksi. Datangnya bisa kapan saja, dimana saja, pada siapa saja, juga bisa karena alasan yang bermacam-macam. Tetapi bagaimana apabila ternyata kita mencintai orang yang salah? Dan suatu hari tiba-tiba muncul masalah yang membuat kita merasa tidak nyaman dengannya dan mengharuskan kita untuk mengakhiri hubungan kita dengannya? Tentu pada akhirnya kita harus bisa melupakan dia dan kemudian menjalani hidup yang baru tanpa sosok dirinya lagi. Dalam merealisasikannya hal apapun akan dilakukan walau itu mungkin susah untuk bisa melupakan orang yang kita cintai, tapi tentu kita pria sejati yang mengikhlaskan orang yang kita cintai bahagia dengan caranya sendiri bukan?

  Cara yang seringkali dilakukan seseorang yang baru putus cinta untuk melupakan atau membiasakan diri untuk hidup tanpa sosok seorang kekasih seperti dulu, diantaranya menghapus segala hal tentang mantan kekasih. Ya, biasanya hal pertama yang dilakukan ialah menghapus kontaknya, entah itu nomor telepon, membatalkan pertemanan di Sosial Media, membuang foto-fotonya dan semua hal yang bisa membuatmu teringat kenangan-kenangan bersamanya lagi. Lalu menceritakan masalahmu itu kepada orang terdekat. Namun bagi sebagian orang yang tertutup biasanya dia memendamnya atau meluapkannya lewat tulisan atau menceritakannya kepada Tuhan. Setelah itu menyibukkan diri, mencari hiburan dengan mendengarkan musik, menonton film (ada juga yang pergi berlibur untuk menenangkan diri) sampai dengan mencari cinta lain sebagai pengganti cinta yang dulu.

  Namun dalam mencari cinta yang baru itu tidak semudah apa yang kita bayangkan, seperti cerita yang satu ini.

   Berawal ketika Ryuzaki, seorang pria sederhana yang sedang berusaha untuk melupakan cinta di masa lalunya. Dalam keadaan patah hati dia meninggalkan Kota di mana terdapat banyak kenangan indah bersama kekasihnya. Dia pergi mencari pekerjaan baru di luar kota dan berharap dapat menjalani hidup yang baru dan cinta yang baru juga.

  Di kehidupan barunya Ryuzaki memiliki rutinitas yang cukup padat yang membuatnya sangat sibuk hingga membuatnya berhasil melupakan cinta di masa lalu. Karena lelah, hari libur yang dia miliki seringkali hanya dia gunakan untuk beristirahat atau bepergian menjelajahi alam untuk menenangkan diri.

  Di perjalanan saat menjelajah tak jarang Ryuzaki bertemu dengan wanita yang mampu menarik Hatinya. Tapi selalu saja Ryuzaki mengacuhkan kata Hatinya itu. Suatu saat Ryuzaki mendapat banyak pekerjaan yang membuatnya sangat lelah dan tidak memiliki waktu untuk berlibur. Nafsu makannya berkurang dan kesehatannya pun menurun. Ryuzaki yang tertutup dan terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tiba-tiba berpikir bahwa diapun membutuhkan seseorang yang dapat memberinya semangat. 

   Ryuzaki kemudian mulai membuka hatinya untuk cinta yang baru. Di suatu tempat dia bertemu dengan seorang wanita. Dalam hati Ryuzaki berkata dan berdo'a kepada Tuhan bahwa dia ingin mengenal wanita itu lebih dekat, namun dia terlalu takut untuk mengatakan langsung kepadanya. Hari terus berganti, hingga tiba Hari di mana Tuhan mengabulkan permintaan hatinya. Tuhan memberi jalan untuk Ryuzaki mengenal wanita itu. Dalam kesempatan itu Ryuzaki mendapat kesempatan untuk saling bertukar informasi dengan wanita yang ditemuinya beberapa Minggu lalu. 

   Wanita itu bernama Rin, seorang wanita cantik yang memiliki hobi sama dengan salah satu hobi Ryuzaki. Hubungan mereka semakin baik dari hari ke hari. Tapi entahlah, ketika hubungan itu seakan akan berjalan mulus, ada sesuatu yang membuat Ryuzaki merasa tidak nyaman. Hatinya seolah-olah kembali tertutup dengan sendirinya. Kenapa? apa karena Ryuzaki telah terlalu lama menutup hatinya sejak terakhir kali dia patah hati, sehingga membuatnya asing saat akan ada cinta baru yang hendak masuk kedalam Hatinya? 
Dilema itu suungguh membuat Ryuzaki kebingungan.

   Di gelapnya malam Ryuzaki berjalan sendirian sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Sadar bahwa hal itu bisa saja melukai hati Rin, Ryuzaki memutuskan untuk tidak membiarkan Rin jatuh cinta lebih dalam lagi terhadap dirinya.

Cinta..
Cinta tak pernah cukup diungkapkan lewat kata ''Aku cinta kamu''.
Cinta tak pernah membutuhkan alasan.

Karena Cinta itu anugrah Tuhan yang menuntut kita untuk saling mengerti dan memahami...